Hari ini saya habis blog walking. Membaca apa saja tulisan orang-orang, kalo tulisan mereka bagus dan penuh inspiratif saya ikuti. Ada satu postingan yang saya baca di salah satu blog yang saya kunjungi yang membuat saya sedikit termenung dan berpikir. Intinya postingan itu menyatakan kalo dia tidak pernah setuju dengan kata "hidup itu mengalir aja, ikut arus yang ada. Semua sudah ditentukan sama Tuhan dengan takdir" Menurut dia itu pernyataan yang salah. Dialah yang harus menentukan hidupnya mengarah kemana, maunya apa. Intinya "hidup itu pilihan" (udeh kayak iklan 3 aje hhaa) Saya nggak pernah membenarkan ataupun menyalah kata "hidup itu mengalir aja". Walaupun sering kali saya memang pasrah sama takdir. Bukan artian pasrah dan tidak melakukan apa-apa, saya tetap berusaha dan berdoa. Tapi setelah saya berusaha dan berdoa dan hasilnya tetap bukan yang saya harapkan, yaa pasrah aja. Lain halnya yang empunya blog tadi, pemikirannya lain, dia akan terus berusaha sampai tujuannya tercapai sesuai harapan, kalo perlu segala sesuatunya harus di-planing (direncanakan) dulu jauh-jauuuh sebelumnya. Tapi pernyataan itu bisa terbantahkan dengan kata "manusia boleh berencana tapi Tuhan yang menentukan". Terus muncul dipikiran saya lagi, kalo kita mau berdoa kepada Tuhan untuk mengabulkan harapan kita dan merubah takdir, bagaimana? Akh, saya jadi bingung, yaa saya khawatir aja, dengan sikap saya yang selalu pasrah dan tidak mau ambil pusing, yang akan membawa saya menjadi pecundang. Karena selama ini belum ada tuh jalan hidup yang saya nikmatin bener-bener. Mungkin terkesan kurang bersyukur, tapi tidak.. saya tetap bersyukur atas apa yang Allah berikan kepada saya, semua berjalan normal-normal saja. Yang saya maksudkan disini mengenai pilhan jurusan yang saya jalani sekarang (kuliah). Saya selalu bertanya, apakah ini pilihan terbaik buat saya? Kuliah inikan yang akan menetukan masa depan saya kelak, kalo saya salah dalam memilih karena terkesan pasrah. Sulit untuk menetukan pilihan. Bagaimana saya akan membanggakan dan membahagiakan orang tua saya kelak? Apalagi saya anak pertama, yang menjadi contoh buat adik-adiknya. Ada beban yang dipikul.
Apakah selama ini saya masih kurang berusaha? Kurang berdoa? Karena selama ini belum ada keinginan saya yang benar-benar terkabul, dan selalu beranggapan "oh, mungkin ini memang takdir saya, ini yang Allah tentukan untuk saya" Sekali lagi pasrah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar